Pelajaran berharga dari bocornya ban belakang pulsar saya

Alasan saya dahulu beli pulsar adalah, dengan harga 18,6 jutanan sudah mendapatkan sepeda motor yang  sudah memakai tubeless di kedua rodanya. Bandingkan dengan motor dengan tongkrongan yang segede pulsar tapi harganya lebih mahal tetapi belum tubeless, sehingga kebanyakan yang punya motor tersebut pada ganti sendiri ke tubeless, jadi lebih mahal lagi biayanya kan. Kenapa saya mensyaratkan tubeless sebagai yang utama? Tidak lain dan tidak bukan karena rute ngantor saya yang naik turun gunung, sehingga harapan saya dengan tubeless, seandainya ban kena paku masih bisa bertahan asalkan paku tidak dicabut dari ban. Masih bisa dinaiki sampai kantor atau sampai tambalan tubeless terdekat yang bisa dijumpai.

Seingat saya sudah dua kali tubeless saya bocor, sekali saya tambal di jalan wonosari, dan sukses tambalannya bagus, kedua kalinya saya tambal di jalan godean dan sukses juga tambalannya tidak sempurna sehingga bocor alus, lalu saya putuskan untuk memberikan ban dalam di tubeless saja, jadi sekarang tidak tubeless lagi.

http://hadiyanta.com/2011/09/27/bocor-kedua-ban-belakang-di-bc/

nuntun pulsar bocor abot tenan

Nah kemarin sore 7 September 2012, saat saya beranngkat kerja, di ringroad selatan selepas Terminal Giwangan dan sudah hampir sampai TL Kota Gode, ban terasa gembos, dan benar ternyata memanag gembos, setelahs aya standar tegak, saya dapati paku kecil yang membuat bocor. Kebetulan saat itu saya diboncengi adik akndung yang nunut sampai piyungan karena mau ambil motornya di rumah mertua. Jadilah adik saya yang nuntun motor sampai ke banjo ringroad kota gede, dan deberi tahu orang untuk belok ke barat ke arah jalan Karanglo Kotagede, karena banyak pilihan bengkel tambal ban, bengkel terdekat rupanya sudah tutup, dapatnya sekitar 150 meteran dari bangjo di utara jalan.

sampai juga di bengkel ban

Saya bilang pada yang mau ganti ban saya bahwa ini adalah velg tubeless, dan untungnya yang nambal mengerti dan hati hati, tetapi setelah dikerjakan lama, dan rasanya mustahil dijugil biasa, maka saya minta untuk dibawa ke tempat penggantian ban yang punya mesin hidrolis khusus untuk mengganti ban mobil, tujuan utamanya agar velg tidak rusak, tentu saja ada tambahan biaya sekitar 15.000, tapi tidak masalah dari pada rusak.

sulit banget untuk menjugil ban ini tanpa alat hidrolis

Inilah pelajaran berharga bahwa terlalu riskan untuk ban tubeless jika diberi ban dalam, karena dapat dipastikan bengkel biasa bakal kesulitan untuk mencopot ban tersebut dari velgnya, kalaupun dipaksakan, saya yakin bakal merusakkan velg. Satu satunya cara yang lebih aman adalah tubelessnya diberi cairan anti bocor seperti yang sudah dilakukan oleh sedulur koboys yang juga punya pulsar, yaitu Yugo. Ekstrimnya YUGO ini beli cairan anti bocor, lalu dimasukkan ban, dan ban sengaja dia tusuk pakai paku, dan untunglah cairan anti bocornya memang bekerja dengan baik. Saya akan meniru YUGO untuk ban saya yang rencana sudah mau saya ganti dalam waktu dekat ini, sehingga tidak akan merepotkan saat terkena paku. Tetapi tentu saya tidak akan tiru untuk sengaja menusuk paku ke ban saya.

http://ardiantoyugo.wordpress.com/2012/08/30/ban-tubeless-plus-tire-guard-kolaborasi-hebat/

Nuntun pulsar itu berat, bongkar ban pulsar itu juga sulit, jadi memberikan cairan anti bocor ke tubeless pulsar ini adalah solusi paling aman. Dan saya sukses kelhilangan 1,5 jam waktu, sehingga telat sampai kantor.