Tata cara PERPANJANGAN SIM C di Polres Sleman

Tanggal 24 November 2009 saya memperpanjang SIM C yang usianya sudah 5 tahun, sehingga bentuk fisik SIM C saya malah hampir patah ditengah jadi dua bagian.

Berikut ini untuk warga Kabupaten Sleman yang ingin PERPANJANGAN SIM C, saya tuliskan pengalaman saya, biar nanti tidak perlu tanya sana sini saat di Polres Sleman.

Pertama.

Foto kopy SIM C dan KTP anda, masing-masing 2 lembar. Satu lembar nanti dikumpul, satu lembar untuk arsip anda 🙂

Kedua.

Langsung saja ke tempat TEST KESEHATAN, letaknya ada di seberang jalan POLRES SLEMAN, tepat di seberang pintu keluar dari Polsek Sleman, kalau anda warga Sleman pasti tahu tempat keluar motor/mobil di Polsek Sleman.

Surat Sehat

 

Nah di tempat test kesehatan ini, prosedurnya adalah mengumpulkan Foto Kopy KTP dan SIM anda ke tempat pendaftaran, selanjutnya antri tunggu panggilan, test kesehatan pertama adalah di test tekan darahnya, yang kedua adalah test penglihatan/mata, memakai kacamata yang sebelah bolong, dan sebelahnya hitam, gantian kiri kanan, kacamatanya ada dua buah. Nanti seperti biasa disuruh membaca huruf sesuai yang ditunjuk oleh petugas. Kemarin saya lolos tes ini sempurnya dapat nilai 55, artinya mata saya kanan dan kiri masih normal semua, alhamdulillah. Test kesehatan ini membayar Rp. 20.000,-

Ketiga.

Setelah mendapat surat keterangan sehat maka langsung masuk ke Polres Sleman, parkir di tempat biasa, dan langsung menuju Ruangan Pembuatan SIM yang letaknya paling ujung, sepertinya jam 8 pagi sudah buka, pintu memang tertutup karena ruangan berAC, bahkan saya lihat ada ruang khusus untuk perokok. Saya kasih jempol dalam hal ini untuk Polres Sleman.

Prosedur Perpanjangan

Berbekal Surat Keterangan Sehat tadi, anda langsung antri di loket pembayaran BRI yang letaknya paling kiri, untuk perpanjangan membayar Rp. 60.000,- untuk SIM baru Rp. 75.000,– Saya sendiri tidak tahu rinciannya sejumlah uang tersebut untuk apa saja, karena memang saya cari-cari keteranganya tidak ada.

Keempat.

Setelah membayar, maka selanjutnya serahkan ke Loket III, disini nanti akan dipanggil dan anda akan mendapatkan BLANGKO untuk diisi, contoh pengisian ada ditempel di tempat menulis Blangko. Saya sempat bingung mengisi Kode Bank dan Nomer Resi sesuai nota yang saya dapatkan di pembayaran bank BRI, tetapi setelah saya tanyakan, ternyata bagian ini tidak perlu diisi.

Blangko yang harus diisi

Jangan lupa bawa bolpoint dari rumah, karena hampir semua bolpoint yang disediakan tidak ada ditempatnya, dan ternyata ada penjual bolpoint yang menawarkan dan saya yakin harganya Rp. 2.000,- dari yang harga standar Rp. 1.000,- karena kemarin pengalaman saat ngurus SKCK punya istri saya belinya Rp. 2.000,-

Tempat menulis blangko, jangan lupa bawa bolpen dari rumah

Kelima

Setelah blangko diisi lengkap, maka dikumpul lagi di Loket III, dan anda akan mendapatkan nomer antrian untuk FOTO. Jadi tinggal nunggu panggilan untuk masuk ke loket Produksi.

Suasana di depan Loket

Keenam

Saya menunggu panggilan di Loket Produksi, dan akhirnya dipanggil 7 orang sekaligus yaitu nomer urut 11 sampai 17, saya nomernya yang 17. Perlu diketahui bahwa kain background fotonya warna BIRU, jadi akan lebih baik anda memakai pakaian yang berwarna terang, misal putih, merah, kuning, orange dll. Saya sendiri kemarin memakai kaos warna merah, jadi bisa kelihatan kontras dengan kain backgroundnya. Disini anda akan ditanyai ulang perihal data pribadi dan alamat, jika mungkin ada yang salah atau kurang, jangan ragu minta dibenarkan dulu. Di sini juga dipindai jempol kiri dan jempol kanan anda, dan inilah mungkin mengapa saat ini tidak memakai surat sidik jari, padahal saya sudah membawa dari rumah, dan tidak terpakai, jadi jempol kita sudah langsung di scan oleh komputer.

kartu Antri untuk panggilan Foto SIM

Pastikan posisi badan anda rilek dan tegak, sedikit berwajah cerah 🙂 , tapi jangan senyum. Nah pemotretan selesai, tinggal tunggu SIM jadi.

Ketujuh

setalah dari Loket Produksi selesai, maka tinggal nunggu dipanggil di Loket Pengambilan SIM, nah ini makan waktu kurang lebih 10-20 menitan. Saat saya dipanggil saya sempat kaget karena harus bayar Rp. 5.000,00 untuk mengambil SIM yang sudah jadi, jangan lupa SIM yang lama di serahkan. Biaya Rp. 5.000,- ini tanpa kuaitansi, kita dapat dompet SIM dari plastik sebagai “imbalannya” yang sebenarnya kalo boleh memilih, saya mending tidak pingin dompet ini, karena SIM saya dan juga anda semua kemungkinan besar pasti jadi satu di dompet yang biasa anda bawa.

Selesai sudah semua proses tersebut, saya mulainya pukul 08:15, dan selesai pukul 10:00.

Total Biaya :

Test Kesehatan : 20.000

Bayar di BRI       : 60.000

Ambil SIM          :    5.000

Parkir                 :    1.000

==================== +

Total                  :  86.000,-

Demikian semoga berguna bagi yang ingin memperpanjang SIM C di Polres SLEMAN. 🙂

November Rain in GunungKidul

Cuaca di bulan Oktober 2009 di Jogja sungguh panas, dan bertahan sampai pertengahan Noveber 2009, sampai akhirnya datang juga guyuran hujan di Jogja, di Gunungkidul juga tentunya.

Bunga terompet, hanya berbunga sekali setahun pas awal musim hujan

Kemarin pohon-pohon sudah hampir menggugurkan semua daun-daunnya untuk mengurangi penguapan, tanah menjadi gersang dan berdebu, tetapi begitu hujan datang mengguyur, semua itu sontak berubah. Semua pohon seolah berlomba menghijau, saat ini bahkan pohon SONOKELING serentak berbunga, menebar aroma harum semerbak diseantero kawasan, menyegarkan dada yang menghirupnya, cobalah anda yang terbiasa menghirup polusinya udara kota, pasti akan terasa sekali nikmatnya wangi udara di pedesaan GunungKidul yang banyak ditumbuhi pohon SOKA ini, pohon SONOKELING adalah sejenis pohon keras yang tumbuh subur dan hampir liar tapi manfaat kayunya yang keras bernilai ekonomi yang tinggi, setara dengan pohon Mahohi dan pohon kelapa yang ketiganya mayoritas mengisi hampir semua ruang kosong vegetasi di daerah Kecamatan Patuk Gunungkidul.

 

Bunga Pohon SONOKELING semerbak wangi menyebar

Saat ini pohon rambutan juga sedang berbunga, pohon Jambu Mete juga sudah berbuah, pohon Duwet telah masak buahnya, bunga-bunga model terompet khas pegunungan sedang bermekaran. Sungguh seandainya hujan turun sepanjang tahun, nikmat benar hidup di GunungKidul, tapi mungkin justru dengan bergilirnya musim kemarau dan penghujan begini, kita jadi bisa merasakan saat indah dan saat tidak indahnya tanah GunungKidul.

 

Pohon SONOKELING

Kenapa saya tulis hal “sepele” ini, karena siapa tahu bulan November 20 tahun atau 50 tahun yang akan datang kondisi GunungKidul apakah masih seperti ini? setidaknya besok orang bisa mencari tahu kondisi GunungKidul saat ini, khususnya di tempat kantor saya berdiri di kecamatan Patuk.

 

Rambutan juga berbunga

Sesungguhnya Patuk di kisaran tahun 1970an adalah tanah yang gersang, belum banyak tanaman keras seperti pohon Mahoni dan pohon SONOKELING yang sekarang tumbuh subur dan menjamur. Semoga besok kedepan GunungKidul makin subur, makin banyak pohon ditanami, makin adem, dan makin meningkatkan taraf hidup penduduknya, karena kayunya yang bernilai ekonomis tinggi, semoga akan banyak pola hutan rakyat, yang tanahnya milik rakyat dan dikelola oleh rakyat pula, sehingga tidak mungkin ada penjarahan hutan seperti jika hutan dimiliki oleh pemerintah.

 

Pohon Jambu Mete sedang berbunga dan berbuah

akhirnya punya nomer ESIA (suka-suka).

Dari dulu saya pingin punya nomor esia, tentu saja nomor cantik dengan akhiran 6123 sesuai dengan nomer matrix saya, tapi saat esia launching di Jogja, saya tidak kebagian nomer itu, saya sempat pesen langsung via email, tapi tidak dapat juga. Akhirnya nyerah.

menu awal

masukkan ICCID dan PIN

esia 123

Sampai akhirnya ada program ESIA SUKA-SUKA, dan akhirnya saya mencoba untuk beli perdana esia suka-suka seharga 7.000, dari harga aslinya Rp. 5.000,-. Langsung buka registrasi dan nyari nomer yang saya inginkan via websitenya http://www.myesia.com/sukasuka/ yaitu dengan memasukkan nomer ICCID dan nomer PIN yang ada di kartu yang saya beli, selanjutnya tinggal memilih nomer, ada beberapa opsi, karena saya pingin nomer yang  akhirannya sama dengan nomer matrix gsm saya, maka sya pilih opsi yang nomer belakang, saya ketik 123 ternyata masih banyak sekali nomer tersedia. Dan akhirnya saya pilih 6123 sehingga 4 digit terakhir nomernya sama dengan nomer matrix gsm saya.

bayar dulu biaya aktivasinya

Yang tidak saya duga adalah, saat memilih dan mengaktifkan nomor yang kita suka, maka kemarin saya dikenai biaya Rp. 25ribu untuk aktifasinya, tapi menurut saya itu wajar, dan masih dalam batas normar, alias murah. Karena di kartu perdana esia sudah ada pulsa 5ribu, maka saya tinggal nambah 20ribu lagi, langsung saya meluncur ke penjual pulsa dan saya isi Rp.25ribu, sehingga sekarang nomer esia saya ada pulsa sisa Rp. 5ribu, yang Rp 25ribu otomatis langsung dikurangkan untuk biaya aktivasi.

Saya pakai esia bukan tanpa alasan, karena di kantor saya BTS esia kelihatan, alias dekat banget, sehingga sinyalnya terjamin kuat. Dirumah saya coba juga bagus. BTS Fren sebenarnya juga ada, tapi percuma pakai CDMA fren, karena itu CDMA mobile juga, alias mahal.

Jadi untuk yang pingin nomer esia suka-suka saya sarankan kalau aktivasi lewat websitenya saja, lebih enak dilihat, dipahami dan bisa leluasa memilih-milih nomer, saya memang tidak mencoba aktivasi levat HP/telepon, karena saya pikir sangat terbatas dan memang menurut teman saya yang jualan pulsa, agak repot dan lama jika pakai HP/telepon langsung.

Salut juga buat esia yang melakukan terobosan cerdas dan cerdik, karena setiap orang pasti punya nomer hoki dan nomer kesukaan. Tapi jangan harap untuk nomor dengan akhiran 6789 bisa didapat, karena nomer ini sudah laku, kemarin teman saya minta nomer ini tapi tidak dapat.